Smart Statistik

Seputar Satistik dan Perancangan Percobaan

Tag Archives: rancangan percobaan

Slide Rancangan Faktorial

Bahan Kuliah/Slide mengenai Metode Perancangan Percobaan dengan Menggunakan Rancangan Faktorial 2 Faktor. Baca pos ini lebih lanjut

Slide Rancangan Bujur Sangkar Latin

Bahan Kuliah/Slide mengenai Metode Perancangan Percobaan dengan Menggunakan Rancangan dasar RBSL (Rancangan Bujur Sangkar Latin) Baca pos ini lebih lanjut

Slide Rancangan Petak Terbagi (Split-Plot)

Bahan Kuliah/Slide mengenai Metode Perancangan Percobaan dengan Menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split-Plot) Baca pos ini lebih lanjut

Rancangan Acak Kelompok (Contoh Terapan)

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pencucian dan pembuangan kelebihan kelembapan dengan cara melap atau menyemprotkan udara terhadap kandungan asam askorbat pada tanaman turnip green diperoleh data dalam miligram per 100 gr bobot kering sebagai berikut :

Tabel 1.     Data Turnip Green (mg/100gr Bobot Kering)

Perlakuan Kelompok Total Perlakuan

1 2 3 4 5 (Yi.)
kontrol 950 887 897 850 975 4559
Dicuci dan dilap 857 1189 918 968 909 4841
Dicuci dan disemprot dengan udara 917 1072 975 930 954 4848
Total kelompok (Y.j) 2724 3148 2790 2748 2838 Y.. = 14248

Baca pos ini lebih lanjut

Rancangan Acak Kelompok

Pendahuluan

Unit percobaan dalam RAL selalu diasumsikan homogen.  Pada kenyataannya hal tersebut belum tentu benar, sehingga diperlukan metode lain yang bisa menguraikan keragaman tersebut.  Apabila kita melakukan percobaan pada sebidang tanah yang mempunyai tingkat kesuburan berbeda, maka pengaruh perlakuan yang kita anggap berasal dari perlakuan yang kita cobakan bisa saja tidak benar, sehingga membuat Kesalahan Tipe I.  Apabila hal ini terjadi, maka keragaman tambahan yang berasal dari perbedaan tingkat kesuburan tanah ini dalam RAL akan dimasukkan ke dalam JKG (Within) sehingga KTG akan semakin besar dan F (KTP/KTG) akan semakin kecil, akibatnya percobaan tidak sensitif lagi. Akhirnya, apabila kita melakukan pengulangan perlakuan pada lokasi yang mempunyai keragaman berbeda (tidak homogen), maka keragaman tambahan tersebut perlu disingkirkan dari analisis sehingga kita lebih fokus pada keragaman yang ditimbulkan oleh perlakuan yang kita cobakan saja. Apabila faktor kelompok disertakan dalam rancangan, kita dapat mengcapture keragaman yang disebabkannya ke dalam JK Blok. Proses tersebut akan mengurangi JK Within (Error), bandingkan dengan Rancangan Acak Lengkap.

Baca pos ini lebih lanjut

Prinsip Dasar Perancangan Percobaan

Pendahuluan

Penelitian ilmiah adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapat pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.  Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan.  Secara umum, langkah-langkah dalam kegiatan Penelitian (Prosedur Percobaan untuk mencapai Sasaran) adalah sebagai berikut:

  1. Memilih Masalah; memerlukan kepekaan
  • Sebelum anda melakukan suatu percobaan, anda harus melakukan identifikasi atau pengenalan permasalahan sebagai bahan atau alasan mengapa anda melakukan percobaan itu. Pemilihan masalah sebaiknya disesuikan dengan bidang ilmu yang sedang ada tekuni dan ldan perlu dipertimbangkan layak dan tidaknya untuk diteliti.  Perumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberikan petunjuk tentang mungkin tidaknya  mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.  Misalnya anda menemukan masalah mengapa pemberian pupuk pada tanaman jagung tidak memberikan hasil yang maksimal.  Anda sebagai peneliti, harus menggali mengapa terjadi demikian. Apakah cara bercocok tanamannya yang salah, apakah dosis pemupukannya tidak tepat, apakah kondisi iklimnya tidak sesuai, ataukah ada faktor lain yang menyebabkan serapan hara oleh tanaman menjadi terhambat?  Setelah anda kaji, misalnya anda menduga bahwa kondisi tanahnya yang menjadi penyebab utamanya, karena kemasaman tanahnya yang tinggi (pH rendah) sehingga penyerapan unsur hara terhambat.  Langkah selanjutnya adalah Anda menentukan kira-kira percobaan apa yang sesuai sehingga serapan hara menjadi optimal. Misalkan anda melakukan percobaan dengan memberikan pengapuran dengan harapan pH tanah bisa meningkat dan akhirnya serapan hara oleh tanaman jagung tidak terhambat.

Baca pos ini lebih lanjut

Uji t Berpasangan

Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas yang dicirikan dengan adanya hubungan nilai pada setiap sampel yang sama (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat. Contoh kasus lain misalnya program diet dimana pengukuran berat badan ditimbang sebelum dan setelah diet. Contoh lain yang bisa dianggap berpasangan meski terdapat 2 objek penelitian, misalnya perbedaan antara tinggi ayah dan anaknya.

Baca pos ini lebih lanjut

Uji t-student 2 populasi dengan Ragam Heterogen

Pada uji-t satu sampel kita hanya membandingkan suatu populasi dengan suatu nilai tertentu, namun pada kenyataannya kasus yang menggunakan jenis uji ini sangat jarang terjadi. Para peneliti, khususnya di bidang pertanian, lebih banyak meneliti kasus-kasus yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau dua rata-rata populasi. Sebelum kita melakukan analisis, harus diperhatikan terlebih dahulu apakah kedua populasi tersebut berasal dari distribusi normal, apakah kedua ragam populasi tersebut sama? Hal ini akan memandu kita dalam memilih metode dan rumus yang tepat dalam melakukan analisis uji-t untuk membandingkan kedua nilai rata-rata populasi.

Baca pos ini lebih lanjut

Uji-t 2 Populasi dengan Ragam Homogen

Uji-t untuk 2 sampel (Menguji Kesamaan dua rata-rata):

Pada uji-t satu sampel kita hanya membandingkan suatu populasi dengan suatu nilai tertentu, namun pada kenyataannya kasus yang menggunakan jenis uji ini sangat jarang terjadi. Para peneliti, khususnya di bidang pertanian, lebih banyak meneliti kasus-kasus yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau dua rata-rata populasi. Sebelum kita melakukan analisis, harus diperhatikan terlebih dahulu apakah kedua populasi tersebut berasal dari distribusi normal, apakah kedua ragam populasi tersebut sama? Hal ini akan memandu kita dalam memilih metode dan rumus yang tepat dalam melakukan analisis uji-t untuk membandingkan kedua nilai rata-rata populasi.

Baca pos ini lebih lanjut

Rancangan Acak Lengkap

Latar Belakang Penggunaan RAL

Rancangan acak lengkap merupakan jenis rancangan percobaan yang paling sederhana. Adapun yang melatarbelakangi digunakannya rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut :

  1. Satuan percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang dicoba atau diteliti.
  2. Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol. Misalnya percobaan yang dilakukan di laboratorium.

Oleh karena hal-hal tersebut di atas, rancangan acak lengkap ini biasanya banyak ditemukan di laboratorium atau rumah kaca.

Baca pos ini lebih lanjut